Cara Membuat Anjing Peliharaan Tidak Obesitas

Cara Membuat Anjing Peliharaan Tidak Obesitas

Cara Membuat Anjing Peliharaan Tidak Obesitas – Salah satu jenis hewan yang paling populer dipilih sebagai peliharaan adalah anjing. Dikenal sebagai sahabat manusia, anjing mempunyai kepekaan emosional yang baik terhadap pemiliknya. Sejalan dengan perilakunya yang bersahabat, banyak orang yang menjadikan hewan anjing sebagai hewan favoritnya.

Tak hanya lucu dan menggemaskan, memelihara anjing ternyata memiliki manfaat tersendiri.

Dilansir dari Help Guide memelihara hewan bisa mengurangi stres, kecemasan, dan juga depresi. Untuk jenis hewan tertentu seperti anjing dan juga kucing bahkan mampu mendorong kegiatan sehat seperti olahraga. Karena itulah para ahli percaya bahwa memelihara hewan ada kaitannya dengan peningkatan kualitas hidup dari seseorang. http://www.shortqtsyndrome.org/

Memelihara hewan bukan hanya tentang soal lucu-lucuan. Perlu adanya komitmen yang serius agar hidup dari hewa peliharaan menjadi layak dan berkualitas.

Hewan Anjing, di antara banyak hewan peliharaan lain, dipilih paling banyak karena hewan peliharaan anjing dianggap pintar, penurut, dan juga menggemaskan. Menurut survei yang dilakukan oleh Pet Food Manufactures Assosiation pada tahun 2017, hewan anjing menjadi hewan favorit yang paling banyak dipelihara di Inggris (24 persen), disusul kemudian oleh kucing (17 persen), dan ikan akuarium (8 persen). https://www.benchwarmerscoffee.com/

Cara Membuat Anjing Peliharaan Tidak Obesitas

Hasil survei yang serupa juga ditunjukkan pada tren hewan peliharaan di Amerika Serikat. American Veterinary Medical Assosiation menyebut sekitar 6 dari 10 pemilik hewan menganggap bahwa hewan peliharaan mereka sebagai anggota keluarga. Di negara ini, sebanyak 36,5 persen rumah tangga memilih hewan peliharaan anjing sebagai hewan peliharaan, lalu 30,4 persen mengasuh kucing, dan pada peringkat ketiga ditempati oleh burung sebanyak 3,1 persen.

“Memelihara anjing memang terlihat sangat mudah, akan tetapi butuh sebuah komitmen, termasuk yang utama dalam memberikan makanan terbaik,” ungkap dokter hewan yang bernama Elvinkan Ruth.

Ada banyak aspek yang perlu untuk disiapkan dalam memelihara hewan, salah satunya pengetahuan mengenai nutrisi. Ia menyoroti banyaknya orang yang hanya memelihara anjing tanpa mempunyai persiapan dan informasi yang cukup mengenai hal tersebut, sehingga seringkali peliharaannya kurang atau justru berlebih dalam mengonsumsi sebuah makanan.

Padahal, nutrisi ialah kebutuhan pokok pendukung kesehatan dan tumbuh kembang hewan. Jika aspek ini tidak terpenuhi dengan baik maka anjing dapat mengalami obesitas atau kekurangan gizi. Mereka juga bisa mempunyai kebiasaan buruk memakan kotoran yang biasa disebut dengan koprofagia (bahasa Inggris: coprophagia). Kedua masalah ini, jika tidak segera ditangani, bisa berkembang menjadi masalah kesehatan lebih buruk.

Pada masalah obesitas, Association for Pet Obesity Prevention memperkirakan 56 persen anjing mempunyai gejala tersebut. Parahnya lagi, banyak pemilik hewan yang gagal mengenali potensi tingkat keparahan.

“Kalau anjing atau kucing obesitas, seringkali pemilik malah menganggap kondisi itu lucu dan menggemaskan, padahal itu penyakit,” kata Elvinkan, mematahkan persepsi salah para pemilik hewan peliharaan selama ini.

Pada anjing dewasa, obesitas membuat sendi cedera. Pada anjing yang lebih kecil, obesitas dapat menyebabkan mereka untuk sulit bernapas. Bobot ekstra pada hewan peliharaan juga dapat menambah risiko lebih tinggi untuk penyakit hati, ginjal, tekanan darah tinggi, gagal jantung, dan juga bahkan beberapa jenis kanker.

“Studi pada anjing Labrador menemukan bahwa anjing obesitas mempunyai masa hidup yang lebih pendek daripada rekannya yang lebih ideal,” simpul para dokter hewan dari Amerika Serikat, seperti ditulis Susan Jenks di dalam The New York Times.

Anjing dan kucing yang tumbuh dengan sangat cepat pada awal kehidupan juga berpotensi mengalami obesitas. Demikian kata Dr. Alex German, profesor di Universitas Liverpool di Inggris. Akan tetapi para ahli menyepakati, faktor pemicu utama penyakit ini terdapat pada makanan.

Evolusi Memakan Kotoran

Anjing yang sehat bisa dilihat dari ciri-ciri fisiknya yang bersih, mulai dari gigi, telinga, rambut, terhindar dari kutu dan jamur, serta aktif, lincah, dan nafsu makannya baik. Selain itu, status fisiologis seperti suhu tubuh, nadi, dan juga frekuensi napas berada di angka normal, dengan suhu tubuh 37,4-39,2 °C, pulsus 76-148 kali per menit, dan frekuensi napas 24-42 kali per menit.

Berat badan yang ideal pada anjing bisa dilihat dari penampakan tulang rusuk. Drh. Elvinkan menyampaikan tulang rusuk dan panggul anjing dengan berat ideal tak akan terlihat menonjol, tapi masih terasa saat diraba. Sementara itu, anjing yang kurus terlihat dari tulang-tulangnya yang menonjol. Anjing yang mengalami obesitas tulangnya tersembunyi lemak, bahkan pada saat diraba pun sudah tak terasa tonjolannya.

Selain menganggap obesitas sebagai hal menggemaskan, kesalahan lain yang juga lazim dilakukan ialah memberi makan anjing menggunakan menu dari sisa si pemilik hewan. Padahal, kebutuhan makanan anjing berbeda dengan kebutuhan makanan manusia.

Protein ialah sumber makanan utama pada anjing karena hewan ini termasuk jenis karnivora. Disusul dengan lemak, karbohdirat, vitamin dan juga mineral tertentu dalam makanan mereka. Protein mempunyai fungsi untuk pertumbuhan otot, sementara lemak dan karbohidrat mempunyai fungsi untuk energi.

“Memberi makan anjing seadanya memang tidak akan membuat mereka mati, tetapi kualitas hidupnya berkurang, tidak happy,” ungkap Elvinkan.

Laman American Kennel Club atau yang biasa disingkat dengan singkatan AKC menjabarkan lebih lanjut faktor pemicu perilaku menyimpang ini, di antaranya lantaran stres atau cemas, terkurung atau terisolasi, mencari perhatian, bau, makanannya tercampur dengan kotoran, atau hidup dengan spesies yang sakit atau tua.

Cara Membuat Anjing Peliharaan Tidak Obesitas 1

Kalau ditelusuri lebih lanjut, koprofagia merupakan fenomena umum yang terjadi pada anjing. Penelitian pada tahun 2012 yang dipimpin oleh Dr. Benjamin Hart yang berasal dari Universitas California, Davis, mencatat, 16 persen atau setara 1 dari 6 anjing dewasa memakan kotoran dengan frekuensi tinggi, yakni lima kali. Sementara 24 persen anjing di dalam penelitian ini (satu dari empat) memakan kotoran setidaknya sekali.

“Kesimpulan kami, fenomena tersebut adalah insting untuk melindungi anggota keluarga lain dari parasit usus dalam feses,” kata Hart.

Steven R. Lindsay di dalam bukunya yang berjudul Handbook of Applied Dog Behavior and Training menambahkan bahwa anjing berevolusi sebagai “pemulung”. Mereka memakan apa pun yang ditemukan di jalan atau tumpukan sampah untuk bisa bertahan hidup dan mengatasi kelaparan periodik. Dengan kata lain, ketika makanan langka, mereka tak bisa pilih-pilih.

Koprofagia, misalnya, dapat membuat anjing menjadi kurus dan kurang gizi. Kondisi tersebut akan menjadi bertambah buruk pada saat anjing kurang enzim pencernaan karena mencegah nutrisi terserap tubuh.

Kemungkinan terburuk dari koprofagia ialah kematian akibat kelaparan. Perilaku memakan kotoran sendiri atau kotoran hewan lain dilakukan sebab anjing berupaya untuk menyeimbangkan defisiensi akibat diberi makanan dengan kualitas rendah, atau porsi yang tidak mencukupi.

“Koprofagia biasa terjadi pada anjing kecil, sebab perilaku meniru, tetapi bisa juga karena stres, atau kekurangan makanan,” papar Elvinkan. “Berikan nutrisi makanan yang cukup, tak berlebih tapi juga tidak kurang untuk mengatasi koprofagia dan obesitas.”